Mengenal Fase pada Kurikulum Merdeka



 

Fase Capaian Pembelajaran

Di Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran dirumuskan ke dalam enam fase dengan jangka waktu sesuai tingkat kompetensi peserta didik. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang jangka waktunya per tahun. Lalu, apa itu fase dalam Kurikulum Merdeka? Istilah fase berbeda dengan kelas. Fase menunjukkan tingkat kompetensi setiap peserta didik terhadap suatu pembelajaran. Dalam satu kelas, bisa jadi fase capaian pembelajaran peserta didiknya berbeda-beda. Adapun contoh fase Kurikulum Merdeka adalah peserta didik A berada di kelas 3 yang termasuk fase B. Ternyata, tingkat kompetensi peserta didik tersebut berada di fase A. Maka, guru yang bersangkutan harus memberikan materi sesuai pemahaman peserta didik A, yaitu materi fase A. Lalu, berapa fase dalam Kurikulum Merdeka? Secara umum, ada 6 fase Kurikulum Merdeka. Namun, ada tambahan fase untuk jenjang PAUD. Berikut ini ulasan selengkapnya?

Fase Pondasi

Fase Pondasi adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Capaian pembelajaran pada fase ini lebih difokuskan pada capaian perkembangan. Mengingat, pembelajaran di jenjang PAUD tidak berbasis mata pelajaran layaknya di jenjang pendidikan dasar dan menengah, namun lebih mengarah pada integrasi enam aspek, yaitu perkembangan kognitif, sosial, emosi, fisik, motorik, dan seni. Sementara itu, lingkup capaian pembelajaran di fase Pondasi ini memuat tiga elemen stimulasi yang menggabungkan lima aspek perkembangan anak dan bidang lain yang bisa mendukung tumbuh kembang anak sesuai tuntutan pendidikan abad ke-21. Adapun tiga elemen stimulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  1. Nilai agama dan budi pekerti : Elemen ini mencakup nilai agama dan akhlak yang baik. Nilai agama merupakan nilai dasar yang harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya untuk membentuk budi pekerti yang baik.
  2. Jati diri : Jati diri berkaitan dengan identitas diri sebagai seorang individu dan identitas bangsa sebagai warga negara. Sejak dini, anak sudah harus dikenalkan dengan identitas diri dan bangsanya, yaitu berlandaskan pada Pancasila. Agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
  3. Literasi dan sains : Kemampuan literasi dan analisis sains harus ditumbuhkan sejak anak mulai mengenal huruf dan angka. Hal itu bisa memberikan stimulasi di masa-masa pra membaca, sehingga bisa membentuk anak yang kreatif dan solutif di kemudian hari.

Fase Kurikulum Merdeka SD

Fase pada tingkat SD dibagi menjadi tiga, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase berlaku untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan sistem kelas multi usia dengan cakupan 2 kelas saja. Adapun fase SD Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

Fase A Kurikulum Merdeka

Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 1 dan 2. Secara substansi, fase A ini berbeda dengan fase Pondasi. Jika pembelajaran pada fase Pondasi belum berbasis mata pelajaran, maka pembelajaran pada fase A sudah berbasis mata pelajaran namun masih bersifat tematik. Rumusan capaian pembelajaran juga mengacu pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.

Fase B Kurikulum Merdeka

Fase B adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 3 dan 4. Itu artinya, semua siswa yang berada di kelas 3 dan 4 berada pada fase yang sama. Sama seperti fase A, rumusan capaian pembelajarannya juga mengacu pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.

Fase C Kurikulum Merdeka

Fase C adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 5 dan 6. Dengan adanya fase semacam ini, setiap guru tidak bisa memaksakan peserta didik untuk memahami kompetensi yang belum dikuasainya.

Fase Kurikulum Merdeka SMP

Berdasarkan aturan pada Kurikulum Merdeka, jenjang SMP atau sederajat termasuk dalam fase D. Fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas 7, 8, dan 9. Namun demikian, struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kelas 7-8 serta kelompok kelas 9. Kedua kelompok memiliki mata pelajaran yang sama, hanya saja alokasi waktu beberapa mata pelajarannya berbeda. Misalnya, pada kelas 7 dan 8 alokasi waktu untuk IPA adalah 144 JP pertahun, sedangkan kelas 9 hanya 128 JP pertahun.

Fase Kurikulum Merdeka SMA/SMK/sederajat

Tingkat SMA/SMK/sederajat dibagi ke dalam dua fase, yaitu sebagai berikut.

Fase E Kurikulum Merdeka

Fase E Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 10, baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik dituntut untuk bisa mengenali potensi serta bakatnya sebelum masuk ke tingkat kelas yang lebih tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan kewajiban setiap peserta didik untuk memilih minimal satu mata pelajaran Seni dan Prakarya.

Fase F Kurikulum Merdeka

Fase F Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 11 dan 12, baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik bisa memilih mata pelajaran yang disukai, sesuai dengan minat dan bakatnya. Adapun kelompok mata pelajaran yang bisa dipilih meliputi kelompok mata pelajaran umum, kelompok MIPA, kelompok IPS, kelompok Bahasa dan Budaya, dan kelompok Vokasi dan Prakarya.

Lalu, bagaimana dengan fase Kurikulum Merdeka SLB? Fase yang berlaku pada SLB sesuai dengan tingkatan pada sekolah biasa.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembagian fase Kurikulum Merdeka mengacu pada tingkat kompetensi peserta didik, bukan mengacu pada tingkatan kelas seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya.

(AZ)


sumber : https://www.quipper.com/


Lebih baru Lebih lama